Halaman

Minggu, 06 Maret 2016

Pengelolaan Limbah Cair



logo-poltekkes-kemenkesPENGELOLAAN LIMBAH CAIR PASAR
AIR KELAPA TUA











Disusun Oleh:

1.      ANINDITA RUKMANA D                      (P17434113005)
2.       BIDARA RIANI                                        (P17434113006)
3.      CLAUDIA PRAMUDYANINGRUM     (P17434113007)
4.       DEWIKEN SETYO NEGARI                 (P17434113008)
5.      SRI TANTI EKA PUTRI SUBARJO      (P17434113034)


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2014





KATAPENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya makalah “Pengelolaan Limbah Cair Pasar” ini.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga segala kebaikan dibalas oleh  Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Makalah ini berisikan tentang pengelolaan dan pengolahan limbah cair dari pasar khususnya air kelapa tua. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi masayarakat untuk lebih memperhatikan dan memanfaatkan limbah yang tadinya mengganggu dan tidak berguna menjadi lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Penulis
Semarang, 6 oktober 2014








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, rumah sakit, dan lain lain. Wujudnya dapat berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik.
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri kecil dan menengah.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri (konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan.
Sistem pengolahan limbah cair yang tepat, terkait erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu, macam-macam karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan dalam kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari pasar, prinsip dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pasar.
B.      Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud limbah cair?
2.      Apa saja jenis limbah cair itu?
3.      Apa saja dampak dari limbah cair ?
4.      Bagaimana cara mengolah dan mengelola limbah cair pasar?
5.      Bagaimana cara menciptakan nilai ekonomis yang tinggi pada hasil pengolahan limbah yang diperoleh?




C.      Tujuan

Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan pengolahan limbah cair pasar yang ada saat ini. Harapannya adalah agar jumlah limbah cair di pasar yang berlebihan dapat diminimalisir dan menjadi suatu produk dengan nilai ekonomis tinggi.

D.      Manfaat

Hasil dari makalah ini apabila diaplikasikan dapatbermanfaat sebagai alternatif solusi bagi pihak-pihakyang terkait untuk dapat mengolah limbah cair pasar dengan lebihefektif, efisien, berwawasan lingkungan dan bernilaiekonomis tinggi. Terutama bagi kelompok masyarakatyang menggunakan fasilitas pasar agar dapat merasakankeamanan dan kenyamanan, terhindar dari masalah sampahserta dapat menghasilkan produk bermanfaat yangbernilai ekonomistinggi.

























BAB II
STUDI PUSTAKA


A.        Definisi Limbah Cair

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.
Beberapa pengertian air limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
1.     Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2.     Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat­tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
3.     Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
4.     Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.


B.        Jenis Limbah Cair

Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1.        Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta yaitu tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2.        Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3.        Air limbah kotapraja atau municipal wastes water yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

C.        Karakteristik Limbah Cair

Karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendiri­sendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga proses tersebut yaitu (Daryanto, 1995):
1.    Karakteristik fisik
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk pimisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan­bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
2.    Karakteristik kimiawi
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia (Tjokrokusumo, 1995).
3.    Karakteristik bakteriologis
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai metoda pengolahan biologis dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik, amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993).

D.        Pengolahan Limbah Cair

Lingkungan hidup dapat dilindungi dari pencemaran dengan pengolahan air limbah yang baik.Secara ilmiah lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut.Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
1.        Pengenceran atau Dilution
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2.        Kolam Oksidasi atau Oxidation Ponds
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation Ponds adalah sebagai berikut:
a)    Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
b)   Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan disamping itu terjadi pengendapan.
c)    Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air seperti kali, danau, sungai.
3.        Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah tersebut (Sugiharto,1987). Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor  atau tercemar. Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air limbah ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
Tujuan utama pengolahan air limbah ini ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, berikut ini adalah tahap-tahapannya:
1.        Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2.        Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
3.        Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4.        Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5.        Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.




























BAB III
ISI

A.        Pengertian Limbah Cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).

B.        Jenis-Jenis Limbah Cair

Air limbah/ limbah cair berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat.  Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi yang bersifat kotoran umum. zat-zat yang berbahaya.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1.        Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta yaitu tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2.        Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3.        Air limbah kotapraja atau municipal wastes water yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tang


C.        DampakNegatif Limbah Cair

Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
a)     Gangguan terhadap kesehatan
1.      Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
2.      Vibrio cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung Vibrio cholera.
3.      Salmonella typhosa
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.
4.      Salmonella sp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
5.      Shigella sp
Adalah penyebab disentri bascilliar dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6.      Bacillus anthracis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
7.      Brusella sp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.
8.      Mycobacterium tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
9.      Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
b)    Gangguan terhadap kehidupan biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
c)     Gangguan terhadap keindahan
Dengan semakin banyaknya limbah cair yang dibuang dari kegiatan dalam pasar, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari limbah cair pasar ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organik yang ada didalamnya.Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil penguraian dari zat organik yang sangat menusuk hidung.

D.        Cara Pengolahan Limbah Pasar Cair
Pada makalah ini dikhususkan membahas tentang cara pengolahan limbah pasar cair. Salah satunya yaitu pembuatan nata de coco dari air kelapa tua. Air kelapa tua sering tidak dianggap tidak berguna dan dibuang begitu saja oleh masyarakat. Hal ini dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan pasar jika dibiarkan terus menerus.
Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan Acetobacter xylinum. Nata de coco rasanya menyegarkan dan mengandung banyak serat sehingga baik untuk pencernaan. Nata de coco juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol. Nata berkalori rendah (kadar serat kasar 2,5%) memiliki kandungan air 98% dengan tekstur agak kenyal, padat, kokoh, putih, dan trasparan. Serat yang ada dalam nata jenis ini sangat dibutuhkan dalam proses fisiologis, bahkan dapat membantu para penderita diabetes mengatasi masalah dehidrasi.
Komposisi kimia air kelapa :
Parameter
% Kandungan dalam air kelapa
Protein (%)
0,14 %
Lemak (%)
1,50 %
Karbohidrat (%)
4,6 %
Gula (%)
1,7 %
Sumber : Purwowiyatno Hriyadi, 2009

Berikut cara pembuatan nata de coco :
Peralatan:
  • Panci dari stainless
  • Pengaduk dari stainless
  • Timbangan
  • Gelas ukur
  • Baki plastik
  • Koran/plastik untuk penutup
  • Karet untuk mengikat
  • Kain kasa/saringan halus
Bahan-bahan:
  • 2 1/2 lt air kelapa
  • 200 gr gula pasir
  • 1/2 sdm pupuk ZA (urea)
  • 1/2 sdm asam cuka glacial (CH3COOH)
  • Bibit nata de coco/sari kelapa
Cara Buat Nata De Coco:
  1. Saring terlebih dahulu air kelapa mentah lalu masukkan ke dalam panci, masak hingga mendidih dengan suhu 100 derajat celcius. Tambahkan gula pasir, pupuk ZA, cuka biang. Masak kembali hingga mendidih.
  2. Setelah mendidih, tuang ke dalam baki plastik. Tutup baki dengan koran yang sebelumnya telah dijemur dipanas matahari agar steril dari bakteri yang akan mengganggu pertumbuhan nata de coco.
  3. Baki yang telah ditutup rapat lalu ditiriskan hingga dingin untuk diberi bibit nata de coco.
  4. Pembibitan dilakukan pada pagi keesokan harinya, lalu tutup kembali dan diamkan dan jangan sampai digoyang-goyang. Jika ingin melihat hasil nata de coco dapat dicek pada hari ke-3.
  5. Proses fermentasi tersebut dibiarkan selama satu minggu.
  6. Cek nata de coco yang telah jadi. Jika permukaan nata de coco rata dan halus, berarti dapat diartikan jika nata de coco tersebut telah jadi dengan hasil yang baik. Namun jika terdapat lubang disekitar permukaan, berarti baki atau koran yang digunakan tidak steril.
  7. Nata de coco pun siap untuk dipotong-potong sesuai selera, dan disajikan dalam minuman atau sebagai isian dalam pembuatan agar-agar.
  8. Ketika membuat nata de coco, anda perlu memastikan bahwa peralatan yang digunakan steril agar tidak mengganggu proses pembuatan nata de coco.
E.        Cara Pengelolaan Limbah Pasar Cair
            Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut, pada Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan menaggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Terkait dengan ketentuan tersebut, dalam UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan.
Pengelolaan limbah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan limbah tersebut sebagai sumberdaya benilai ekonomis tinggi. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah dipandang baik jika limbah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Aswar, 1986).
            Pada proses pengelolaanlimbah cair pasarini ditentukan limbah yang digunakan adalah air kelapa tua yang akan diproses menjadi nata de coco. Halpertamayang dilakukan adalah pengumpulan limbah dari sumber-sumbernya, untuk limbah air kelapa tua dapat dikumpulkan dari penjual kelapa atau tempat pemarutan kelapa. Selanjutnya diangkut dengan ember atau drum apabila dalam jumlah besar menuju ke tempat pemrosesan dengan menggunakan truk atau mobil pengangkut. Penanganan dari sumber-sumber dengan cara tersebut cukup efektif.
Setelah sampai di pabrik/tempat pemrosesanair kelapa mentah terlebih dahulu disaring lalu dimasukkan ke dalam panci sesuai ukuran. Masak air kelapa tadi hingga mendidih dengan suhu 100 derajat celcius. Tambahkan gula pasir, pupuk ZA, cuka biang dan masak kembali hingga mendidih. Setelah mendidih, tuangkan ke dalam baki plastik. Tutup baki dengan koran yang sebelumnya telah dijemur dipanas matahari agar steril dari bakteri yang akan mengganggu pertumbuhan nata de coco. Baki yang telah ditutup rapat lalu ditiriskan/didiamkan hingga dingin untuk diberi bibit nata de coco.
Pembibitan dilakukan pada pagi keesokan harinya, lalu tutup kembali dan diamkan dan jangan sampai digoyang-goyang. Jika ingin melihat hasil nata de coco dapat dicek pada hari ke-3. Proses fermentasi tersebut dibiarkan selama satu minggu. Cek nata de coco yang telah jadi. Jika permukaan nata de coco rata dan halus, berarti dapat diartikan jika nata de coco tersebut telah jadi dengan hasil yang baik. Namun jika terdapat lubang disekitar permukaan, berarti baki atau koran yang digunakan tidak steril.
Proses pengolahan terakhir dapat disesuaikan dengan minat pasar atau selera dominan masyarakat yang notabene menjadi sasaran penjualan produk olahan nata de coco dari limbah air kelapa. Nata de coco yang sudah jadi dapat langsung dikemas dan dijual ataupun dikombinasikan dengan bahan makanan lain dan disajikan dalam minuman atau sebagai isian dalam pembuatan agar-agar. Ketika membuat nata de coco, anda perlu memastikan bahwa peralatan yang digunakan steril agar tidak mengganggu proses pembuatan fermentasi nata de coco.

           








BAB IV
PENUTUP 

A.        Kesimpulan
           
Dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan perdesaan sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Model hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik perkotaan atau perdesaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.

B.        Saran

1.      Diharapkan diadakan pengembangan program penyuluhankepada masyarakat dalam upaya mempromosikan sistempengolahan limbah cair pasar.
2.      Hendaknya direncanakan pelatihan serta uji cobapengelolaan limbah secara terpadu yang meliputi pengumpulan, pemilahan, dan pemrosesan limbah cair pasar.
3.      Diharapkan hasil pengolahan limbah cair pasar ini dapat dijadikan produk yang bernilai ekonomis tinggi dan meningkatkan pendapatan masyarakat.







DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar