Ulat. Hewan kecil yang dianggap mengganggu bagi sebagian besar orang.
Bahkan tak sedikit pula yang benci padanya. Ya, tampilannya yang kecil, berbulu
dan menakutkan sering kali menyebabkan kehadirannya sangat tidak diinginkan.
Ulat yang pada dasarnya adalah hewan yang bergerak dengan perutnya layaknya
ular. Namun berbeda dengan ular yang dapat bergerak dengan gesit, ulat ternyata
tidak mempunyai kemampuan seperti itu. Tubuhnya yang kecil tidak menjadi
jaminan dia bisa perpindah tempat dengan cepat.
“tak bisakah kau jalan cepat sedikit, jangan seperti ulat”. Pernahkah
mendengar kalimat sejenis itu? Dari berbagai jenis hewan lamban seperti keong,
siput, entah mengapa ulat lebih sering digunakan sebagai perumpamaan. Dan makin
hari makin banyak saja orang yang mengikutinya. Orang yang “klemar-klemer “
dianggap seperti ulat. Bahkan ada orang yang menganggap temannya seperti ulat
karena temannya tersebut sering lola
jika diajak berkomuniksi.
Jika ulat dianggap hewan yang sangat menjengkelkan dan perlu
dihindari, lain halnya dengan kupu- kupu. Orang tidak akan jijik jika melihat
kupu-kupu, mereka tidak menghindar, apalagi menjahui, justru beberapa dari mereka
akan mengejar kupu-kupu tersebut. Bentuknya yang lucu, berwarna-warni, dan
dapat terbang kesana-kemari menjadi daya tarik tersendiri. Cantik, dan
mengagumkan.
Kupu-kupu dijadikan lambang keanggunan, kelembutan, dan berbagai
keindahan lainnya. Sedangkan ulat tetap saja dianggap sebagai keburukan.
Padahal pada dasarnya tidak pernah ada kupu-kupu yang tidak pernah menjadi ulat
terlebih dahulu. Ya, ulat- kepompong- kupu-kupu. Salah satu metamorfosis
sempurna yang diciptakan oleh Tuhan yang bisa digunakan sebagai bahan renungan
bagi kita semua.
Ulat yang pada mulanya buruk, lelet, lambat dan dibenci semua orang
bisa berubah wujud menjadi indah, dan disenangi oleh banyak orang. Tentu saja
perubahan tersebut bukanlah perubahan yang bisa terjadi begitu saja. Untuk
mencapai semua itu ulat perlu bersemedi, berpuasa, menahan diri, dalam wujud
berupa kepompong. Jika dia mampu bertahan dalam maka ketika ia kembali membuka
matanya, orang tidak akan mencacinya dan justru akan memuji dan mengaguminya.
Begitu juga pada manusia, seseorang
yang saat ini dianggap buruk, lamban, dan menjengkelkan belum tentu selamanya
akan seperti itu. Tak perlu bersemedi layaknya ulat, tapi coba lebih
mendengarkan orang lain, merubah kebiasaan buruk, dan sebagai gantinya
lakukanlah kebaikan-kebaikan, dan tentu saja harus ulet, gigih, dan pantang
menyarah. Jika sudah begitu bukan tidak
mungkin suatu hari akan membuat orang lain terkejut dengan segala perubahan,
pencapaian, dan kesuksesannya.selamat bermetamorfosis semoga kita semua bisa menjadi kupu-kupu yang menawan :)