Halaman

Selasa, 20 Januari 2015

cita-cita yang tak pernah tercita-citakan



Cita-cita merupakan sesuatu yang ingin dicapai dikemudian hari nanti. Aku pribadi mulai mengenal istilah cita-cita sejak masih kelas 1 SD. Waktu kecil  aku sering ditanya oleh guru ku, bu Mutmainah namanya. Beliau dengan sabar menjelaskan pada kami yang waktu itu masih sangat kecil dan polos, bahwa kami harus mempunyai cita-cita.  Kemudian beliau menanyai kami satu persatu, kebanyakan temanku menjawab bahwa mereka ingin menjadi dokter, polisi, tentara. Ya jawaban klise seorang anak ketika ditanya soal cita-cita. Tibalah giliranku beliau bertanya “ Rara kalau besar mau jadi apa?” aku lupa aku menjawab apa tapi yang pasti waktu itu aku sama sekali belum punya cita-cita. Bahkan membayangkan pun aku belum bisa.

Lama-lama aku mulai berani bercita-cita, dan entah kenapa cita-citaku selalu berganti setiap harinya. Tergantung mood dan juga acara tv yang aku tonton. Pernah suatu hari aku menonton berita yang ada tayangan pesawatnya maka waktu itu juga aku ingin menjadi seorang pramugari. Dan yang paling teringat, aku pernah ingin menjadi Miss Indonesia. Fyuuuuuh... aku paling geli kalo inget ini, mana bisa dengan badan ‘seimut’ ini aku bisa menjadi pramugari ataupun miss Indonesia?? Aduh aduh mak -,-
Menginjak masa SMP, aku mencoba untuk lebih realistis mengenai cita-cita. Tapi tetap saja tidak bisa konsisten pada satu tujuan. Aku pengen jadi ini, itu, seperti ini dan seperti itu. Bahkan sampai SMA pun masih belum bisa menentukan aku mau jadi apa. Sampai pada akhirnya  kelas XII mau tidak mau aku harus serius. Paling tidak berpura-pura serius, ehehee ^^
Kelas XII sudah mulai disibukan dengan pendaftaran-pendaftaran di perguruan tinggi. Teman-temanku sudah banyak yang mendaftar disana-sini. Bahkan ada yang sudah diterima. Aku mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri. Aku ini siapa? Untuk apa aku disini? Apa yang aku cari dalam hidup? Dengan cara apa aku akan mempertahankan hidup? Apa saja yang ingin aku raih? tapi aku tetap tidak mendapatkan jawaban itu semua, kenapa? Ya karena memang aku tidak serius memikirkannya. Dasaaar !!! bahkan pada saat SNMPTN jalur undanganpun aku memilih jurusan dengan asal, cap cip cup mana jurusan yang namanya paling keren aku pilih, hasilnya? Jelas tidak diterima.
Kemudian setelah lulus SMA aku coba mengikuti seleksi SBMPTN, aku mengambil pendidikan kimia. Pendidikan karena ibuku adalah seorang guru jadi tidak ada salahnya aku menjadi seperti beliau, kimia karena aku suka. semudah itu, sesimple itu, ah benar-benar aku ini -____-
Selain itu aku juga mengikuti seleksi di institusi kesehatan, sama seperti waktu SNMPTN aku memilih jurusan yang namanya kuanggap paling keren. Jatuhlah  pada sebuah pilihan “Analis Kesehatan” atau nama bekennya “medical laboratory technology”, jurusan dengan nama keren itu telah membuatku jatuh hati dan aku memutuskan untuk hidup bersamanya *hmmmmm. Untung waktu itu tidak ada yang tanya macam-macam mengenai apa, bagaimana, dan apa saja isinya Analis Kesehatan karena kalau misal ada yang tanya, aduh mati gayalah aku karena ya memang aku tidak tau. Songong banget kan?? Ckck
Tanpa diduga ternyata aku lolos di kedua tes tersebut, mulai galaulah aku. Setelah melalui pertimbangan yang sangat tidak mendasar akhirnya aku memilih di dunia kesehatan. Alhamdulilah sampai sekarang masih betah dan belum menyesal.. hehehe
Lalu, apa hubungannya dengan cerita diatas? Dari dulu aku sangat sangat sangat tidak bertujuan, tidak pernah punya cita-cita yang kompleks. Dari yang awalnya pengen jadi pramugari eeh sekarang jadi calon tenakes(tenaga kesehatan). Boleh dibilang aku cukup beruntung bisa menjadi seperti ini padahal dulunya tidak pernah punya cita-cita dan tidak bertujuan. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, akan jadi seperti apakah diriku jika aku tidak mengambil jalan ini? Namun pikiran semacam itu hanya akan membuatku tidak waras, jadi kuputuskan untuk tidak pernah memikirkan hal konyol nan tidak berguna seperti itu lagi.
Aku tidak pernah  menyesal dengan apa yang aku miliki sekarang, walaupun mungkin banyak orang(bahkan aku sendiri) yang mulanya meragukan pilihanku. Namun semakin hari, semakin kesini aku merasa bahwa aku sudah harus menjadi manusia yang sesungguhnya. Syalalaaaaaa~




Terus kalo ada yang nanya, “ sekarang cita-cita kamu apa Ra?” eem, banyak hal yang ingin aku capai tapi yang pasti aku ingin selalu berada satu shaf di belakangmu #GLEEEK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar