Jaman sekarang siapa sih
yang nggak punya smartphone? Hampir semua orang punya, bahkan terkadang bisa
lebih dari satu. Ya, entah itu kebutuhan atau hanya gengsi menuruti gaya hidup
saja tapi smartphone emang udah jadi kebutuhan pokok bagi manusia kekinian :P
Dan nggak lengkap rasanya
kalo punya smartphone tanpa punya aplikasi-aplikasi media social masa kini yang
lagi nge-hitzzt !! dari mulai facebook, twitter, whats up, BBM, LINE,
instagram, snapchat, kik, path, tumblr, aks.fm. Apa lagi ya? Hhmmm.. Mungkin
masih banyak sosmed yang belum aku sebutin, abis aku taunya cuma itu aja sih
hehee. Dari sekian sosmed yang aku sebutin di atas, aku ‘cuma’ punya lima.
Kelima akun tersebut adalah facebook, BBM, LINE, instagram, dan tumblr. Standar
banget kan untuk ukuran anak jaman sekarang, bahkan bisa dibilang ketinggalan
jaman. Twitter aja nggak punya, path apalagi hahaaaa.
Pernah sih ditegur sama
temen suruh up-grade sosmed biar nggak kudet katanya. Tapi ya mau buat apa gitu
lo. Dan soal Path, nah ini bisa dibilang media social yang paling digandrungi
oleh anak muda masa kini. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan disana nggak cuma
sekedar up-date status aja, tapi juga bisa share lokasi (check-in), share apa
yang lagi ditonton, didengerin, dan lain-lain yang aku nggak tau (ya maklum aku
kan udah bilang kalo aku nggak punya akun kaya gini :P)
Ada alasan kenapa aku gamau
punya path. Dulu aku sempet punya, beberapa hari kemudian aku hapus. Kenapa?
Karna aku nggak suka. Titik. Kenapa aku nggak suka? Lah, ini yang kayanya menarik
untuk dibahas.
Menurut aku pribadi, Path
adalah media untuk unjuk kebolehan alias ajang pamer (Sekali lagi aku bilang
bahwa ini pendapatku pribadi, jadi jangan dibawa perasaan yes, kalo bahasa
sekarang sih gausah baper).
Kebanyakan postingan di Path
berisi keterangan semacam dan serupa ini, “Subhanallah segarnya udara malang(
sambil selfie muka ceria yang menandakan dia lagi liburan di Malang) , bahagia
itu sederhana cukup bisa makan sepuasnya di hollycow, nggak perlu tempat yang
mewah cukup dinner denganmu di samping menara Eiffel pun cukup membut aku
bahagia” dan kalimat ambigu bahagia sederhana lainnya . Sederhana mbahmu lek !! gatau kenapa aku geli banget baca-baca caption
semacam itu, ini orang maksudnya apa? Tujuan dan motivasinya apa ya nulis kaya
gitu?
Selain merasa geli, membaca
hal semacam itu juga bisa menimbulkan rasa iri. Misal, lagi liburan nih
critanya. Aku buka path dan temen-temenku lagi pada “Nge-Trip” kesana kemari
sedangkan aku cuma dirumah sambil belajar memasak. Kalo imanku nggak kuat, bisa
aja aku iri, meri sama temenku yang
hidupnya terlihat sangat sempurna.
Bahkan bisa jadi aku malah membandingkan hidupku dengan orang lain, berburuk
sangka pada Allah telah memberiku hidup yang tidak adil, alhasil aku menjadi
manusia yang tidak bersyukur. Astaghrirullah....
Nah, karna aku sadar diri
bahwa jiwaku masih rapuh dan mudah sekali merasa iri maka aku memutuskan untuk
tidak memiliki akun semacam itu. Mungkin ada orang lain akan menganggapku aneh, Nggak jelas. Ndak papa, bukankah
setiap insan memiliki prinsip masing-masing?