Tiap-tiap makhluk hidup itu keselamatannya sangat tergantung kepada
keadaan sekitarnya, terlebih-lebih mikro organisme. Makhluk makhluk halus ini
tidak dapat menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya, sehingga hidupnya sama
sekali tergantung kepada keadaan sekelilingnya. Satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan diri ialah dengan menyesuaikan diri (adaptasi) kepada pengaruh
faktor-faktor luar. Penyesuaian diri dapat terjadi secara cepat serta bersifat
sementara waktu, akan tetapi
dapat pula perubahan itu bersifat permanen
sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat fisiologi yang turun
menurun. Kehidupan bakteri tidak hanya di pengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Adapun
faktor-faktor lingkungan dapat di bagi atas faktor-faktor biotik dan
faktor-faktor abiotik.
·
Faktor-faktor
biotik terdiri atas mahluk-mahluk hidup.
·
Faktor-faktor
abiotik terdiri dari faktor-faktor alam (fisika) dan faktor faktor kimia. Di
antara faktor-faktor yang perlu di perhatikan ialah suhu, pH, tekanan osmose,
pengeringan, sinar gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik.
A. SUHU
Pertumbuhan mikroba
memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu
minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah
tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk
pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan
mikroba.
Berdasarkan kisaran
suhu pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi:
1. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0-30 0C
dengan suhu optimum sekitar 15 0C.
2. Mesofil adalah kelompok mikroba pada umumnya, mempunyai suhu minimum 150C
suhu optimum 25-370C dan suhu maksimum 45-550C.
3. Termofil adalah mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi. Mikroba ini
mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik didihnya
tinggi. Selain itu dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak
terdenaturasi pada suhu tinggi. Di dalam DNA-nya mengandung guanin dan sitosin
dalam jumlah yang relatif besar, sehingga molekul DNA tetap stabil pada suhu
tinggi. Kelompok ini mempunyai suhu minimum 400C, optimum pada suhu
55-600C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 750C.
Untuk mikroba yang tidak tumbuh dibawah suhu 300C dan mempunyai suhu
pertumbuhan optimum pada 600C, dikelompokkan kedalam mikroba
termofil obligat. Untuk mikroba termofil yang dapat tumbuh dibawah suhu 300C,
dimasukkan kelompok mikroba termofil fakultatif.
Bakteri yang
hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada juga yang
dapat hidup diatas 500C (termotoleran). Contoh bakteri termotoleran
adalah Methylococcus capsulatus. Contoh bakteri termofil adalah Bacillus,
Clostridium,Sulfolobus, dan bakteri pereduksi sulfat/sulfur. Bakteri yang
hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi (Gallionella) termasuk bakteri
psikrofil.
Apabila mikroba
dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan memberikan beberapa
macam reaksi.
1. Titik kematian thermal,
adalah suhu yang dapat memetikan spesies mikroba dalam waktu 10 menit pada
kondisi tertentu.
2. Waktu kematian thermal,
adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu spesies mikroba pada suatu
suhu yang tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah waktu,
suhu, kelembaban, spora, umur mikroba, pH dan komposisi medium.
Apabila mikroba
dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Akibat-akibatnya
adalah:
1. Cold shock , adalah penurunan suhu
yang tiba-tiba menyebabkan kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada
fase logaritmik.
2. Pembekuan (freezing),
adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air intraseluler.
3. Lyofilisasi , adalah proses
pendinginan dibawah titik beku dalam keadaan vakum secara bertingkat. Proses
ini dapat digunakan untuk mengawetkan mikroba karena air protoplasma langsung
diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi).
Tabel 2. Waktu kematian
thermal (TDT/ thermal death time) untuk beberapa jenis bakteri
Nama mikroba
|
Waktu (menit)
|
Suhu ( oC)
|
Escherichia coli
|
20-30
|
57
|
Staphylococcus aureus
|
19
|
60
|
Spora Bacilus
subtilis
|
20-50
|
100
|
Spora Clostridium
botulinum
|
100-330
|
100
|
B. pH
Mikroba umumnya
menyukai pH netral (pH 7). Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum dan
maksimum untuk pertumbuhanya. Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi
(medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes,
dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran
terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina
ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus.
pH optimum
pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies
dapat tumbuh dalam keaadaan sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di
kuitivasi di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misal 7 maka
mungkin pH ini akan berubah sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau
basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian
besar sehingga mengahambat pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH
dapat dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan
penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan pH.
Apabila mikroba
ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi
apabila pH media 8 maka pertumbuhandidominasi oleh bakteri.
Berdasarkan
pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
1.
Mikroba asidofil,
adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada ph 2,0-5,0.
2.
Mikroba mesofil
(neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada ph 5,5-8,0.
3.
Mikroba alkalifil,
adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.
Contoh pH
minimum, optimum, dan maksimum untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai
berikut:
Contoh
Bakteri Gram Negatif
1.
Bakteri E.
coli dapat hidup pada pH minimum 4, Ph maksimum 9. Untuk suhu, minimum 20C
dan tidak dapat hidup pada suhu di atas 500C
2.
Bakteri Salmonella
typhi hanya dapat tumbuh pada pH minimum 3,5 dan pH optimumnya adalah 6-8.
Bakteri Salmonella typhi tidak dapat hidup pada suhu di bawah 150C
dan di atas 410C. Suhu optimum pertumbuhan bakteri Salmonella
typhi adalah 37,50C.
Contoh
Bakteri Gram Positif
Bakteri S.
aureus, tidak dapat hidup pada pH dibawah 4, pH maksimum pertumbuhan
bakteri ini adalah 9,8. Bakteri S.aureus dapat hidup pada suhu 10C, namun tidak dapat hidup pada suhu di atas
45,40C.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus